Piala Dunia U 20 Indonesia Gagal
TEMPO.CO, Jakarta -- FIFA secara resmi telah membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Informasi ini diumumkan pada Rabu malam WIB, 30 Maret, melalui situs resmi mereka.
Pengumuman ini disampaikan setelah pertemuan ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dan Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Doha, Qatar. Namun, FIFA tidak memberikan alasan jelas terkait pembatalan tersebut dalam pengumuman resminya. Tetapi dari situasi yang sedang terjadi, penolakan terhadap keikutsertaan dan kehadiran timnas Israel ke Indonesia diduga sebagai salah satu penyebabnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tentu telah melewati berbagai macam rintangan. Bagaimana kronologi pembatalan status tuan rumah turnamen itu? Simak informasi berikut ini.
Kronologi Batalnya Indonesia Jadi Tuan Rumah Pildun U-20
Pada Juli 2019, Menpora Imam Nahrawi mengirim surat kepada Presiden Jokowi untuk diteruskan kepada FIFA terkait kesiapan dan pengajuan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2021. Pada akhir Oktober 2019, FIFA mengadakan rapat di Shanghai, Cina, untuk menunjuk tuan rumah baru Piala Dunia U-20. Indonesia pun terpilih, mengalahkan Peru dan Brasil yang juga mengajukan diri.
Pada November 2019, Presiden Jokowi bertemu Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Bangkok. Pada pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menyatakan kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah ajang sepak bola junior tersebut.
Januari 2020, FIFA menetapkan enam stadion yang akan digunakan untuk Piala Dunia U-20. Keenam stadion tersebut adalah Stadion GBK, Stadion Pakansari Bogor, Stadion Manahan Solo, Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Stadion Bung Tomo Surabaya, dan Stadion I Wayan Dipta Bali.
Guna mendukung pelaksanaannya, Presiden Jokowi mengesahkan Keppres Nomor 19 tahun 2020 tentang Panitia Nasional Penyelenggaraan FIFA U-20 World Cup Tahun 2021 pada 15 September. Di saat yang sama, diterbitkan juga Inpres Nomor 8 Tahun 2020 tentang Dukungan Penyelenggaraan FIFA U-20 World Cup Tahun 2021. Dalam Inpres tersebut disinggung juga mengenai persetujuan gubernur yang wilayahnya akan menjadi venue Piala Dunia U-20.
Pada Desember 2020, pandemi Covid-19 menyebar ke seluruh dunia. FIFA pun memutuskan untuk membatalkan Piala Dunia U-20 2021. Meski begitu, Indonesia tetap ditunjuk sebagai tuan rumah untuk tahun 2023.
Dua tahun berselang, pada Juni 2022, timnas Israel U-20 dipastikan akan menjadi salah satu peserta Piala Dunia U-20 setelah berhasil masuk ke babak semifinal Piala Eropa U-20. Lantas pada Oktober 2022, terjadi tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang suporter setelah laga Arema vs Persebaya Surabaya di Malang.
Peristiwa tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang sanksi FIFA terhadap Indonesia, salah satunya pembatalan status tuan rumah Piala Dunia U20 2023. Pada Oktober 2022, Presiden FIFA dan Presiden Jokowi sepakat jika turnamen terbesar tersebut tetap akan berlangsung di Indonesia dan berjalan dengan baik.
Pada 14 Maret 2023, Gubernur Bali, I Wayan Koster, mengirim surat ke Kemenpora terkait keberatan atas kedatangan Timnas Israel di wilayahnya. Keputusan ini pun memicu gelombang penolakan dari tokoh dan instansi lain. Pada 23 Maret 2023, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ikut menyuarakan hal yang sama. Isu penolakan pun semakin memanas.
Merspons situasi di Indonesia, terlebih penolakan gubernur lokasi penyelenggara, FIFA membatalkan drawing atau undian Piala Dunia U20 yang seharusnya digelar di Bali, 31 Maret 2023.Ketua Umum PSSI Erick Thohir bertolak ke Doha, Swiss, pada Selasa malam, 28 Maret 2023. Dia diutus Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk melobi FIFA agar Piala Dunia U-20 2023 tetap digelar di Indonesia.Presiden Jokowi juga mengadakan konferensi pers yang menyatakan agar tidak mencampur adukkan olahraga dan politik. Pada 29 Maret 2023 malam WIB, FIFA secara resmi mengumumkan membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dan akan menunjuk negara lain untuk penggantinya.Meski FIFA tidak memberikan alasan jelas mengenai pembatalan status tuan rumah ini, tetapi penolakan terhadap kedatangan dan keikutsertaan Timnas Israel diduga sebagai salah satu alasannya. Dalam catatan Tempo, terdapat beberapa pihak yang menentang kedatangan timnas Israel di Indonesia. Meski begitu, beberapa mengungkapkan tidak masalah dengan kedatangan timnas Israel.
Pihak yang tak mempermasalahkan kedatangan Timnas Israel
- Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU Yahya Cholil Staquf, menyatakan pihaknya tak masalah jika timnas Israel bertandang ke Indonesia untuk mengikuti Piala Dunia U-20. Sebelumnya, berbagai penolakan terhadap kedatangan Israel ke Indonesia dinyatakan sejumlah pihak, seperti kelompok PA 212 hingga Front Persaudaraan Islam (FPI).
"Enggak masalah (Timnas Israel ke Indonesia), belum tentu Palestina rugi. Jadi yang penting perkuat posisi Indonesia dalam platform internasional," kata Yahya di kawasan Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Maret 2023.
- Jusuf Kalla (Wakil Presiden RI periode 2004-2009 dan 2014-2019)
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mendukung dan tidak mempersoalkan kedatangan timnas Israel ke Indonesia untuk berlaga di Piala Dunia U-20. Menurut dia, ajang ini justru dapat menjadi momentum untuk mengenal Israel, bila memang Indonesia ingin berperan aktif dalam menegakkan perdamaian di Timur Tengah dan memperjuangkan kepentingan bangsa Palestina.
- Zuhair Al-Shun (Duta Besar Palestina untuk Indonesia)
Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Ashun menjadi pihak yang tak mempermasalahkan keikutsertaan Timnas Israel di Piala Dunia U-20 Indonesia. Hal ini diutarakan Presiden Jokowi yang menyebut dirinya sependapat dengan Zuhair bahwa FIFA memiliki aturan yang harus ditaati anggotanya. Jokowi dan Zuhair bertemu di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 24 Maret 2023.
Indonesia resmi batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Lalu apakah Timnas Indonesia U-20 tetap berlaga di Piala Dunia U-20 2023?
FIFA mengumumkan pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Pengumuman tersebut dirilis FIFA pada Rabu (29/3).
Pencabutan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 itu tentu berdampak langsung pada keikutsertaan Indonesia di ajang tersebut. Pasalnya, Indonesia tampil sebagai peserta Piala Dunia U-20 2023 lewat jalur status tuan rumah. Begitu status tuan rumah dicabut, otomatis hak Indonesia untuk bermain di Piala Dunia U-20 2023 menjadi hilang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah negara disebut melakukan pendekatan untuk jadi pengganti Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Argentina jadi salah satu negara yang serius. Peru juga muncul jadi salah satu kandidat.
Andai Argentina ataupun Peru yang dipilih oleh FIFA sebagai pengganti, otomatis sang tuan rumah baru bakal mengantongi tiket lolos ke Piala Dunia U-20 2023 menggantikan Indonesia.
Lalu bagaimana bila tuan rumah baru yang menggantikan Indonesia sudah menggenggam tiket ke Piala Dunia U-20 2023?
Hal tersebut juga tak lantas menggaransi Indonesia bakal tetap mendapatkan tiket menuju Piala Dunia U-20 2023. Pasalnya, tiket tersisa otomatis bakal diperhitungkan pada zona tempat sang tuan rumah baru berasal.
Misal tuan rumah baru Piala Dunia U-20 2023 adalah negara Asia yang sudah lolos [Uzbekistan, Irak, Korea Selatan, dan Jepang]. Andai salah satu dari negara tersebut yang jadi tuan rumah baru Piala Dunia U-20, kemungkinan besar slot tersisa akan diberikan pada salah satu dari empat tim yang kalah di perempat final Piala Asia U-20 2023.
Beda cerita bila pada Piala Asia U-20 2023 lalu Timnas Indonesia U-20 berhasil menjejakkan kaki ke babak semifinal.
Bila itu yang terjadi, Timnas Indonesia U-20 masih punya kemungkinan tampil di Piala Dunia U-20 2023. Pasalnya, empat tim semifinalis Piala Asia U-20 memang otomatis menggenggam tiket menuju Piala Dunia U-20 2023. Tentunya pengandaian itu masih harus disertai pengandaian lain yaitu tidak ada sanksi untuk Indonesia karena gagal menggelar Piala Dunia U-20.
Piala Dunia U-20 FIFA 2023 adalah edisi ke-23 turnamen Piala Dunia U-20 FIFA. Turnamen ini diselenggarakan di Argentina pada tanggal 20 Mei hingga 11 Juni 2023. Ukraina adalah juara bertahannya, namun tak dapat mempertahankan gelar karena tidak lolos ke Kejuaraan Eropa U-19 UEFA 2022 [en]. Tersingkirnya Brasil di perempat final memastikan adanya juara baru dalam lima edisi beruntun mulai edisi 2013—jika tidak menghitung kemenangan Serbia pada 2015 sebagai kelanjutan Yugoslavia yang juara pada Kejuaraan Dunia Remaja FIFA 1987. Uruguay yang kemudian menjadi juara baru.
Sejatinya, turnamen Piala Dunia U-20 ini akan digelar di Indonesia pada tahun 2021. Namun pada 24 Desember 2020, FIFA mengumumkan bahwa turnamen edisi 2021 akan dibatalkan karena pandemi COVID-19.[2] Meskipun begitu, Indonesia tetap kembali ditunjuk sebagai tuan rumah pada edisi berikutnya di tahun 2023.
Hak tuan rumah Indonesia dicabut pada 29 Maret 2023 di tengah protes terhadap partisipasi Israel.[3] Pada 17 April 2023, FIFA resmi mengumumkan bahwa Argentina terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 untuk menggantikan Indonesia dan menjadi kedua kalinya turnamen ini diselenggarakan di negara itu.[4]
Lima penawaran untuk menjadi tuan rumah edisi 2021 diajukan pada 2019,[5] dan Indonesia diumumkan sebagai pemenang penawaran pada 24 Oktober 2019
Setelah turnamen batal digelar pada 2021, pada 24 Desember 2020 FIFA memberikan hak tuan rumah edisi 2023 kepada Indonesia. Namun, hak tuan rumah Indonesia dicabut pada 29 Maret 2023 karena protes besar-besaran terhadap keikutsertaan wakil negara Israel yang dimotori oleh PDI Perjuangan melalui dua kadernya yang menjadi gubernur provinsi penyelenggara, Ganjar Pranowo (Jawa Tengah, lokasi final) dan I Wayan Koster (Bali, lokasi pengundian fase grup) serta sejumlah partai Islam yakni PKS, PPP, Partai Ummat, PAN, dan Partai Gelora Indonesia.[3] Peru, Argentina, dan Qatar telah mengonfirmasi minat mereka untuk menjadi tuan rumah turnamen ini.[6] Pada 30 Maret, Argentina mengajukan tawaran resmi untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.[7]
Pada 17 April 2023, Argentina yang calon tunggal diumumkan sebagai tuan rumah pengganti hanya 33 hari sebelum turnamen.[8] Argentina menjadi negara kedua yang jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 lebih dari sekali (sebelumnya pada 2001). Hanya Australia yang pernah begitu sebelumnya pada 1981 dan 1993.
Sebanyak 24 tim akan tampil pada turnamen ini. Negara yang ditunjuk sebagai tuan rumah lolos secara otomatis ke putaran final, sementara 23 tim lainnya lolos melalui enam kompetisi antar benua masing-masing.
Republik Dominika dan Israel akan tampil perdana pada turnamen ini. Penampilan perdana Republik Dominika itu juga keikutsertaan mereka untuk pertama kali pada sebuah turnamen FIFA. Setelah lolos ke putaran final Piala Dunia FIFA 1970 lewat kualifikasi zona Asia, untuk pertama kali Israel akan tampil pada turnamen FIFA sebagai salah satu tim perwakilan zona Eropa.
Sehubungan dibatalkannya Indonesia yang ditunjuk sebagai tuan rumah sekaligus tempat drawing pembagian grup, maka rencana undian pembagian grup akan dilaksanakan di Zürich, Swiss pada tanggal 21 April 2023.
Pada pengundian grup ini, 24 negara peserta akan dibagi ke dalam 6 grup, masing-masing setiap satu grup berisi 4 tim dan satu grup tidak boleh diisi oleh negara yang sama konfederasinya. Negara yang ditunjuk sebagai tuan rumah lolos secara otomatis berada di Pot 1/A1 karena statusnya sebagai tuan rumah bersama tim-tim unggulan peringkat teratas.
La Plata, Mendoza, San Juan dan Santiago del Estero adalah empat kota yang akan menjadi tuan rumah kompetisi ini.
Sebanyak sembilan belas trio wasit (seorang wasit dan dua asisten wasit), enam wasit pendukung, dan delapan belas asisten wasit video ditunjuk untuk bertugas di turnamen ini.[9]
Hanya para pemain yang lahir pada atau setelah 1 Januari 2003 dan pada atau sebelum 31 Desember 2007 yang diperbolehkan tampil pada turnamen ini.
Setiap tim harus menyebutkan daftar pemain sementara yang terdiri dari antara dua puluh dua dan lima puluh pemain. Dari daftar itu, skuad akhir berisi 21 pemain (dengan tiga diantaranya harus penjaga gawang) diserahkan ke FIFA sebelum tenggat waktu. Setiap pemain pada skuad akhir dapat digantikan dengan pemain dari daftar skuad sementara apabila mengalami cedera atau penyakit serius dengan batas waktu hingga 24 jam sebelum pertandingan pertama mereka.[10]
Dua tim teratas dari setiap grup dan empat tim urutan ketiga terbaik akan maju ke babak enam belas.
Seluruh pertandingan menggunakan waktu lokal, Waktu Argentina (UTC−3).
Peringkat tim di setiap grup ditentukan sebagai berikut (Regulasi Pasal 17.7):[10]
Jika terdapat dua atau lebih tim berdasarkan tiga kriteria di atas bernilai sama, peringkat mereka ditentukan oleh:
Empat tim peringkat ketiga terbaik akan melaju ke babak gugur bersama dengan enam juara grup dan 6 runner-up.
Kriteria penentuan peringkat: 1) Poin; 2) Selisih gol; 3) Gol yang dicetak; 4) Poin
Pada babak selanjutnya, empat tim yang lolos dipertemukan dengan juara Grup A, B, C, atau D sesuai dengan regulasi.
Pada babak gugur, jika pertandingan imbang hingga akhir waktu normal 90 menit, maka perpanjangan waktu dimainkan (dua babak, masing-masing 15 menit), dengan setiap tim mendapat kesempatan melakukan penggantian pemain keempat. Jika tetap imbang hingga akhir perpanjangan waktu, maka pertandingan ditentukan melalui adu penalti.[10]
Pada babak 16 besar, keempat tim peringkat tiga terbaik dipertemukan dengan juara grup A, B, C, dan D. Pertandingan yang melibatkan tim peringkat ketiga ini bergantung pada hasil urutan empat tim peringkat ketiga yang lolos ke babak 16 besar:[10]
Sebanyak 149 gol dicetak pada 50 pertandingan, dengan rata-rata 2,98 gol per pertandingan.
Meskipun Piala Dunia U-20 2023 batal diadakan di Indonesia, lagu "Glorious" karya grup musik EDM asal Indonesia Weird Genius tetap dijadikan lagu resmi turnamen yang kini diselenggarakan di Argentina. Lagu ini juga menampilkan tiga artis Indonesia, Lyodra Ginting, Tiara Andini, dan Ziva Magnolya.[11]
Siaran langsung tersedia di FIFA+.
Untuk yang pertama kalinya dalam sejarah, timnas Israel U-19 lolos ke Piala Dunia U-20 FIFA melalui kompetisi Kejuaraan U-19 Eropa UEFA 2022 dan mereka akan melakoni kompetisi Piala Dunia U-20 pertamanya pada tahun 2023. Keikutsertaan mereka memunculkan kontroversi dan polemik, Indonesia sebagai negara tuan rumah selama ini tidak memiliki hubungan diplomatik, karena konflik Israel dengan Palestina, yang di mana Indonesia merupakan salah satu negara yang mendukung hak kemerdekaan Palestina.[14][15]
Meski ada upaya untuk mengkonfirmasi keikutsertaan Israel, keterlibatan Israel telah menyebabkan Indonesia di bawah pengawasan berbagai organisasi masyarakat pro-Palestina.[16] Media Fundamentalis Islam Indonesia menuduh Israel merusak Hubungan Palestina dengan Indonesia dengan lolos ke Piala Dunia U-20; bahkan ada yang menuntut Israel dikeluarkan atau ditarik dari turnamen. Berbagai organisasi Islam di Indonesia telah mengancam pemain Israel, menyatakan bahwa tim Israel tidak diterima di Indonesia.[17][18]
Sedangkan tokoh Nahdlatul Ulama seperti pimpinannya, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas menyuarakan dukungan untuk partisipasi tim Israel.[19] Namun satu dari enam kepala daerah[cat. 1] yang telah menandatangani perjanjian asli tentang kesediaan menjadi tuan rumah Piala Dunia,[20] Gubernur Bali, I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah (di mana Solo berada), Ganjar Pranowo, keduanya adalah anggota partai PDIP, menyatakan keberatan menerima tim Israel, mengutip sikap 'anti-kolonial' Soekarno daripada sikap religius.[21]
Sementara itu, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun mengatakan bahwa negaranya tidak keberatan Indonesia menjadi tuan rumah turnamen, meskipun Israel lolos.[22]
Pada 28 Maret, Joko Widodo selaku Presiden Indonesia, yang tidak mewakili partainya, menyuarakan dukungannya sendiri untuk partisipasi Israel, dan mengimbau kepada masyarakatnya untuk tidak mencampurkan antara politik dan olahraga.[23][24] Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka, putra Joko Widodo, menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan gubernur dan menyatakan kesediaan untuk mengadakan drawing di Solo menggantikan Bali,[25] begitu juga dengan Bandung yang menyatakan kesiapannya.[26] Upaya terakhir dilakukan untuk menyelamatkan peran Indonesia sebagai tuan rumah, tetapi pada tanggal 29 Maret, FIFA secara resmi mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah turnamen, menyatakan keadaan saat ini sebagai alasan tanpa menyebutkan rinciannya..[3]
Piala Dunia U-20 2023 Indonesia resmi dibatalkan oleh FIFA, Rabu (29/3). Berikut kronologi Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
FIFA resmi membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah di situs resmi, Rabu (29/3) malam WIB. Keputusan ini sekaligus memupus mimpi Indonesia dan Timnas Indonesia U-20 berpartisipasi di pentas sekelas Piala Dunia.
"Menyusul pertemuan hari ini antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia [PSSI] Erick Thohir, FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk mencabut Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023," ucap FIFA dalam situs resmi FIFA.com.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu alasan Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 adalah kehadiran timnas Israel di turnamen level junior di tingkat dunia tersebut. Penolakan terhadap Israel pun belakangan semakin membuncah.
Israel sebenarnya sudah resmi menjadi peserta Piala Dunia U-20 2023 sejak Juni 2022 lalu. Sedangkan status tuan rumah Indonesia didapatkan pada Oktober 2019 silam.
Narasi penolakan terhadap Israel muncul di media sosial. Kemudian sejumlah pihak dari organisasi massa mengeluarkan sikap ihwal eksistensi Israel pada awal Maret 2023.
Tak hanya dari organisasi berbasis keagamaan dan umum, penolakan juga datang dari pejabat publik. Gubernur Bali I Wayan Koster mengirim surat kepada Menpora RI pada 14 Maret 2023. Inti suratnya adalah meminta Israel tidak bertanding di Provinsi Bali.
Lalu sejumlah massa menggelar unjuk rasa di dekat Patung Kuda, Jakarta, Senin (20/3) lalu. Penolakan didasari oleh tak adanya hubungan diplomasi resmi antara pemerintah Indonesia dengan Israel.
Kemudian giliran Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan tak ingin Israel datang ke Indonesia pada Piala Dunia U-20 2023. Hal itu disampaikan Ganjar melalui sebuah agenda konferensi pada Jumat (24/3).
Gonjang-ganjing Israel di Piala Dunia U-20 2023 semakin menyeruak. Buntutnya FIFA memutuskan bahwa undian atau drawing Piala Dunia U-20 2023 yang seharusnya digelar di Bali pada 31 Maret 2023 akhirnya dibatalkan.
Akibatnya isu pembatalan status tuan rumah pun terus bergulir. Muncul kabar FIFA sudah menunjuk Peru untuk menggantikan Indonesia sebagai tuan rumah.
FIFA akhirnya membuat keputusan bulat untuk membatalkan status tuan rumah Indonesia pada Rabu (29/3) malam pukul 22.00 WIB.
Piala Dunia U-20 2023 rencananya akan digelar di enam kota di Indonesia. Pemerintah Indonesia dan PSSI telah menyiapkan enam stadion untuk menjadi venue pertandingan dari turnamen bergengsi tersebut.
Enam stadion yang disiapkan antara lain Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), Stadion Jakabaring (Palembang), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Manahan (Solo), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya) dan Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar, Bali).
PSSI juga mempersiapkan sejumlah lapangan latihan di sekitar venue tersebut. Tujuannya adalah agar tim bisa berlatih dengan aman dan nyaman untuk mempersiapkan pertandingan.
BATAL jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, Indonesia disebut negara terbelakang oleh media Israel, Jerusalem Post. Dalam satu laporannya, mereka memuat laporan soal pencabutan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 oleh FIFA.
Sebagaimana diketahui, Indonesia memang sudah bukan tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Hak itu sudah dicabut oleh FIFA secara resmi.
Diduga pencabutan itu, menyusul penolakan sejumlah pihak di dalam negeri terkait kedatangan Timnas Israel U-20. Sekadar diketahui, Israel U-20 merupakan salah satu partisipian Piala Dunia U-20 2023.
Israel U-20 lolos setelah tampil apik di Piala Eropa U-19 2022. Sebab demikian, Israel U-20 berhak mengunci satu tiket Piala Dunia U-20 2023.
Mengenai penolakan Indonesia terhadap Israel, media lokal di sana, Jerusalem Post memuat laporan soal hal tersebut. Mereka mengaitkan batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, dengan penolakan Israel U-20 di Indonesia.
“Indonesia menghadapi hukuman FIFA karena meolak Israel. FIFA secara resmi sudah mencabut hak Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, karena keberatan Indonesia atas partisipasi Israel,” tulis laporan Jerusalem Post, dikutip Sabtu (8/4/2023).
Tak hanya menyoroti hal tersebut, masih dalam sumber yang sama, Jerusalem Post menyinggung penolakan sejumlah masyarakat Indonesia terhadap Israel U-20, dinilai bukan hal yang bagus. Bahkan, media Israel itu menyebutkan Indonesia negara terbelakang, yang tak berwawasan.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya
“Akibatnya, citra Indonesia bukan sebagai bangsa modern dan berwawasan ke depan. Melainkan Indonesia sebagai negara terbelakang, yang masih dibutakan oleh gerakan anti Israel,” tulis pernyataan lanjut Jerusalem Post.
(Indonesia tak terkena sanksi berat dari FIFA)
Terlepas dari itu, Indonesia sendiri sudah mendapat hukuman dari FIFA terkait pencabutan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Beruntung, sanksi yang diberikan tidak berat.
FIFA hanya memberi hukuman kepada Indonesia, dengan menyetop mendapat aliran dana untuk pengembangan sepakbola dalam program FIFA Forward 3.0. Mengenai Tim Nasional, Indonesia masih bisa berpatisipasi di turnamen yang berada dalam kalender FIFA.
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Liputan6.com, Jakarta- Senin 29 Maret 2023 menjadi hari buruk bagi bangsa Indonesia. FIFA akhirnya mengumumkan tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dipindah dan tidak lagi dilaksanakan di Indonesia. Negara pengganti akan diumumkan beberapa hari mendatang.
Pemindahan lokasi Piala Dunia U-20 2023 ini erat kaitannya dengan aksi penolakan terhadap salah satu kontestas yang lolos lewat kualifikasi, Israel. Dalam dua pekan terakhir aksi menolak kehadiran Israel di Piala Dunia U-20 2023 semakin gencar.
Dalam pernyataan resminya FIFA memang tak memberikan secara detail alasan pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. FIFA hanya menyatakan lokasi dipindah akibat kondisi terkini di Indonesia.
Meski tak dijelaskan FIFA, penolakan terhadap Israel jelas menjadi faktor utama Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Baru kali ini FIFA membatalkan tuan rumah turnamen akbar di detik akhir. Piala Dunia U-20 2023 tinggal kurang dari dua bulan dilaksanakan, tiba-tiba lokasi dipindah.
Kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah membuat timnas Indonesia U-20 juga tidak jadi bermain di Piala Dunia U-20 2023. Jatah Indonesia akan diberikan kepada tuan rumah pengganti.
Perjuangan keras Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 pun harus sirna begitu saja. Indonesia ditunjuk FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 sejak Oktober 2019.
Berikut kronologi terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 hingga akhirnya dibatalkan FIFA di saat akhir:
Berita video Presiden Jokowi memberi pernyataan terkait Piala Dunia U-20 2023 pada Selasa (28/3/2023).
Peristiwa Piala Dunia U-20 batal di Indonesia harus menjadi momen introspeksi bagi semua pihak yang terlibat dalam sepak bola nasional. Beberapa poin evaluasi yang perlu diperhatikan:
Membangun Kembali Reputasi
Meskipun mengalami kemunduran, Indonesia perlu fokus pada upaya membangun kembali reputasinya di dunia sepak bola internasional. Langkah-langkah yang dapat diambil antara lain:
Visi Jangka Panjang Sepak Bola Indonesia
Terlepas dari kekecewaan atas batalnya Piala Dunia U-20, Indonesia harus tetap optimis dan memiliki visi jangka panjang untuk sepak bolanya. Beberapa aspek yang perlu menjadi fokus:
Dengan pendekatan yang tepat dan komitmen dari semua pihak, Indonesia masih memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan sepak bola yang diperhitungkan di masa depan.
Batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia merupakan pukulan berat bagi sepak bola nasional. Namun, di balik kekecewaan ini, terdapat pelajaran berharga yang dapat dijadikan batu loncatan untuk kemajuan di masa depan. Peristiwa ini menunjukkan kompleksitas dalam menyelenggarakan event olahraga internasional, di mana faktor politik, diplomatik, dan sosial saling berinteraksi.
Indonesia harus mengambil hikmah dari pengalaman ini untuk membangun fondasi yang lebih kuat bagi sepak bola nasional. Dengan introspeksi yang jujur, perbaikan sistem, dan visi yang jelas, masih ada harapan bagi Indonesia untuk bangkit dan meraih prestasi di kancah sepak bola internasional.
Meskipun Piala Dunia U-20 batal digelar di Indonesia, semangat untuk memajukan sepak bola nasional tidak boleh padam. Justru, ini harus menjadi momentum untuk bersatu, bekerja lebih keras, dan membuktikan bahwa Indonesia layak menjadi bagian penting dalam peta sepak bola dunia. Dengan tekad dan kerja sama semua pihak, mimpi untuk melihat Indonesia berjaya di pentas sepak bola internasional suatu hari nanti bukanlah hal yang mustahil untuk diwujudkan.
Pihak yang menentang kedatangan timnas Israel
- Hasto Kristiyanto PDIP
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto merupakan salah satu yang menentang keberadaan Israel di Piala Dunia U-20 Indonesia. Ia menilai kehadiran Israel di Indonesia dapat meningkatkan potensi kerentanan politik dan sosial. Sehingga sejak Agustus 2022, Hasto menyebut PDIP berusaha agar ada skenario Israel tak masuk ke Indonesia, tetapi Piala Dunia U-20 tetap jadi dihelat di Indonesia.
- Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta juga menjadi salah satu yang menolak kehadiran Timnas Israel. Ketua Fraksi PKS Achmad Yani mendesak Penjabat Gubernur DKI Heru Budi ikut menolak Timnas Israel berlaga di Piala Dunia U-20 di Indonesia, khususnya di Jakarta.
“Fraksi PKS menegaskan kembali, bahwa menolak dengan keras kehadiran timnas israel di DKI Jakarta dan juga wilayah NKRI lainnya,” kata Ketua Fraksi PKS Achmad Yani dalam keterangannya, Sabtu, 24 Maret 2023.
- Gubernur Bali, I Wayan Koster
Gubernur Bali I Wayan Koster juga turut menolak kedatangan Timnas Israel. Namun, ia menampik jika penolakan terhadap Timnas Israel itu merupakan sikapnya semata namun juga sikap pemerintah.
“Duh, bukan sikap saya saja, sikap pemerintah juga,” kata Koster di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 27 Maret 2023.
- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menolak timnas Israel bermain di Indonesia. Ia menyebut penolakan itu sebagai perwujudan komitmen upaya kemerdekaan Palestina sesuai amanat Presiden Indonesia pertama, Soekarno, yang juga tertulis dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
"Kami sudah tahu bagaimana komitmen Bung Karno terhadap Palestina, baik yang disuarakan dalam Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok, maupun dalam Conference of the New Emerging Forces. Jadi ya kami ikut amanat beliau," kata Ganjar di Semarang, Kamis, 23 Maret 2023.
- Majelis Ulama Indonesia (MUI)
MUI diketahui juga menjadi pihak yang mempertimbangkan kehadiran Timnas Israel di Piala Dunia U-20. MUI mengusulkan agar Timnas Israel bermain di tempat lain.
- FPI dan Persaudaraan Alumni 212
Koordinator lapangan aksi 203 yang menolak tim nasional Israel bertanding di Indonesia, Husein menyatakan bisa bernafas lega setelah FIFA akhirnya membatalkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia
“Alhamdulillah kami bersyukur Piala Dunia U-20 di Indonesia dibatalkan secara resmi oleh FIFA," katanya saat dihubungi Tempo, Kamis, 30 Maret 2023.